Jumat, 14 Juli 2017

BI Corner Ada Di Perpustakaan STMIK Atma Luhur Pangkalpinang

Saat ini BI corner hadir di Perpustakaan STMIK Atma Luhur Pangkalpinang, yaap BI Corner merupakan pojok baca yang diberikan BI melalui program Corporate Social Responsibilty bertajuk ‘Indonesia Cerdas’ yang bertujuan untuk mengedukasi serta mencerdaskan anak bangsa. 
BI Corner di Atma Luhur rencanya berisi buku-buku dan literatur bertema perekonomian,  serta buku komputer karena menyesuaikan kebutuhan Program studi yang ada di kampus Atma Luhur. BI corner  dilengkapi dengan fasilitas Rak buk, Karpet, komputer, televisi, lampu baca, meja informasi, karpet dan sofa. 
ini penampakannnya.kereenn kaaan. desainnya didominasi warna biru, sesuai warna Bank Indonesia, kebetulan banget warnanya sesuai dengan warna kampus STMIK Atma Luhur Pangkalpinang
Komputer tersebut berfungsi untuk mencari informasi buku yang ada di perpustakaan, dan memncari informasi buku secara online. televisi (audio visual) untuk memberi informasi dan penjelasan kepada masyarakat tentang  peran dan fungsi Bank Indonesia dan jenis layanannya. tidak hanya fasilitas tersebut yang diberikan BI, terdapat sekitar 200an eksemplar buku yang diberikan secara gratis.
 Saat ini bahan pustakanya belum tersedia, karena belum diresmikan, buku diserahkan beberapa minggu sebelum peresmian. Pustakawannya eksis dulu di BI Corner.
Dengan adanya BI corner ini diharapakan mahasiswa dan dosen jadi lebih betah di perpustakaan, mampu memenuhi kebutuhan pemustaka.



Kamis, 13 Juli 2017

Review Fight For My Way

Dari awal nonton suka banget sama drama ini, ada unsur komedi, romantis, persahabatan, kesederhanaan, dan yang membuat aku suka drama ini karena ada unsur taekwondonya. Yeee suka banget ketika melihat aksi Park Seo Joon make Dobok, apalagi ngeliat dia nendang Dolke Chagi, beehh rasanya melelehh,  jadi kangen latian lagi.

Drama ini mengisahkan 4 orang sababat yang berteman sejak mereka masih anak-anak, dan persahabatan tersebut trajlin sampai mereka dewasa.
Kim ji won, sebelumnya bermain dalam drama Descendant of the Sun yang berperan sebagai dokter tentara, ini kali pertama ia menjadi pemeran utama memerankan Choi Ae Rae yang yang dijuluki sebagai nona microphone karena cita-citanya menjadi seorang presenter yang muncul di televisi, karakternya penuh semangat yang pantang menyerah. 
Park seo joon memerankan kong Do Man yaitu seorang atlet taewondo yang menjadi idola, hingga ahirnya dia menyerah menjadi atlet taekwondo, tetapi di tidak pernah melupakan mimpinya. Dia bekerja sebagai tenaga kontrak petugas pembasmi hama.
Pasangan Baek Seol Hee dan Kim Moo-Ki yang mewarnai cerita drama ini, mereka menjadi pasangan kekasih selama 6 tahun, dan bekerja di kantor yang sama, tetapi hubungan mereka dirahasiakan.
Episode 3 menjadi titik awal kebangkitannya pada dunia beladiri, karena ingin melawan Kim Tak Su yang berlaku curang ketika pertandingan tahun 2007 dan melihat tendangan dolke chagi andalannya yang di tiru KIm Tak Su di pertandingan MMA. perlu waktu 10 tahun untuk dia bangkit dan menekuni beladiri lagi.
Park Hye Ran mantan pacar Ko Dong Man yang meninggalkannya yang menikah dengan laki-laki tajir, yang ahirnya bercerai dan muncul lagi di kehidupan Ko Dong Man
Episode 8 sangat seru, Ae Rae dan Dong Man mulai mengejar mimpi mereka yang belum tercapai, Ae Rae kembali mencoba melamar kerja dibidang penyiaran, dang Dong Man mulai latihan beladiri.
Ekspresi Dong Man ketika menerima honor pertama dari pertandingannya
Ibu yang punya kontrakan sedang menguping pembicaraan Ae Rae dan Ayahnya, ibu ini selalu muncul ketika Dong Man dan Ae Rae ketika ada masalah
Episode 10 adegan sedih ketika Ae Rae batal membawakan acara, bapaknya datang untuk menyaksikannya, kemudian dia digantikan oleh Hye Ran
Dong Man menangis karena harus putus dengan Ae Rae karena dia lebih memilih karirnya di MMA

Drama ini bagus banget manurutku, mengangkat tentang persahabatan antara cowok dan cewek dari kecil.
punya sahabat cowok itu asyik banget karena gak perlu jaga image dan apa adanya, tetapi Ae Rae dan Dong Man terjebak friendzone. Ae Rae menyukai Dong Man selama 20 tahun. 
Pelajaran yang bisa kita ambil dari drama ini 
1. kejarlah mimpi itu, jangan pernah menyerah,  apabila gagal sekali, coba lagi dan lagi
2. Asah bakat dan hobi yang kita sukai, karena dari hobi bisa mengahasilkan prestasi dan kehidupan yang lebih baik.

Penasaran????
buruan tonton drama ini sampe selesai.. dijamin sukaaaa.




Selasa, 11 Juli 2017

Review Novel petjah : Satu Dari Seribu, Aku Mau Kamu




Judul Buku      : Petjah

Penulis              : Oda Sekar Ayu

Editor                : Afrianty P. Pardede

Design Cover   : Arieza Nadya

Penerbit            : Elex Media Komputindo

Cetakan            : Cetakan Ke-1

Tahun Terbit   : 2017

Halaman          : 314 Halaman

ISBN                 : 978-602-02-9595-4

Harga               : Rp. 71.000 (sebelum diskon)






Haiii..setelah beberapa tahun gak nulis blog, ahirnya aku muncul lagi dan memulai dengan sesuatu yang berbeda. Yaappp kali ini aku mau mereview sebuah novel. Buku ini menjadi milik perpustakaan udah bulan maret kemaren, kemaren udah baca sedikit tapi karena sesuatu hal jadi gak selesai. Ahirnya aku baca ulang deh dan ahirnya sampai tamat juga.


Aku suka banget sama kata-kata ini.

Petjah : satu dari seribu, aku mau kamu

Nadhira dan dimas teman sekelas di akselerasi, yang dinamakan kelas “CIBI” Cerdas, Istimewa, Berbakat istimewa. Kami kenal sejak SMP, kami bersekolah di SMP yang berbeda dan selalu menjadi saingan di perlombaan. Dimas Baron sangat terkenal di sekolahku  karena selalu berhasil mengalahkan tim-tim lomba sekolahku.

Nadhira begitu menyukai dimas, sementara dimas membenci nadhira, ketika dimas mulai mendekati nadhira tiba-tiba muncul seorang cowok yang bernama biru, yang membuat nadhira kagum akan puisi-puisi yang ditulis olehnya. 
Biru penuh misteri, selama ini dia memakai topeng, menyembunyikan karakter aslinya sejak kakaknya nila pergi meninggalkan dirinya.

Sore hari tadi menunggu hujan bersama biru sepertinya memang menjadi pintu gerbangku mengenal siapa biru yang sebenarnya. Karena malm ini takdir membawaku melihat biru dalam perspektif yang berbeda.
Nadhira memang jagonya pelajaran bahasa, berbagai lomba membuat puisi, mengarang, membuat cerpen, menulis makalah, esai, dan lain-lain selalu di ikuti dan banyak menghasilkan prestasi. Jarang sekali aku merasa kecil ketika membaca hasil karya orang lain, namun tidak begitu dengan tulisan biru. Semua tulisan biru menelanjangi diriku. Banyak karyanya menguras kebahagiaanku atau menelan tawaku.
namun selama ini dimas membanci nadhira, tiba-tiba dimas mulai menegur nadhira, bahkan disaat nadhira mulai mengenal biru. 

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
    1.  ketika saya sudah tidak lagi berharap ada penebusan, kamu justru membuat saya mempertanyakan apa makna pengakuan hal 261
     2. Lebih baik pernah mencintai lalu kehilangan, daripada tidak pernah mencintai sama sekali hal 283
    3. Cita-cita itu sesuatu hal yang abstrak. Dia itu adalah bentuk paling nggak jelas dari sebuah kata benda yang manusia buat hal 295
    
  baca novel ini bikin baper abis, ceritanya bagus, kalau penasaran langsung aja baca bukunya biar tahu ahir ceritanya.


                 Puisi dari Nadhira untuk Biru



Aku dan kamu

Aku berjalan dengan setia pada perputaranmu

Berevolusi seiring dengan gerak rotasimu

Berlayar bersama tiupan anginmu
Padamu semua ilusiku menyatu
Kamu merangkulku dengan aksara
Merengkuhku dengan suara, mengunciku pada satu masa
Padaku semua akal sehatmu bicara
Aku dan kamu laksana embun
Jatuh dari atas menyapu hijau daun-daun
Berpasrah pada satu siklus angkasa
Yang menjadikan kita tiada
Aku dan kamu laksana malam
Merenggut kicau burung-burung mesra
Berpasrah pada keharusan yang ada
Sehingga harus membunuh mimpi malu merana
Aku dan kamu adalah alam yang berputar
Agar ketetapan tidak berubah, meski kita lelah
Aku dan kamu tidak punya kesempatan
Untuk sekejap saja meminta, bentuk yang kita damba
Realita menghunus kita
Meniadakan bentuk-bentuk selanjutnya
Aku dan kamu
Bukan kita
                                                                                                           nadhira