Selasa, 11 Juli 2017

Review Novel petjah : Satu Dari Seribu, Aku Mau Kamu




Judul Buku      : Petjah

Penulis              : Oda Sekar Ayu

Editor                : Afrianty P. Pardede

Design Cover   : Arieza Nadya

Penerbit            : Elex Media Komputindo

Cetakan            : Cetakan Ke-1

Tahun Terbit   : 2017

Halaman          : 314 Halaman

ISBN                 : 978-602-02-9595-4

Harga               : Rp. 71.000 (sebelum diskon)






Haiii..setelah beberapa tahun gak nulis blog, ahirnya aku muncul lagi dan memulai dengan sesuatu yang berbeda. Yaappp kali ini aku mau mereview sebuah novel. Buku ini menjadi milik perpustakaan udah bulan maret kemaren, kemaren udah baca sedikit tapi karena sesuatu hal jadi gak selesai. Ahirnya aku baca ulang deh dan ahirnya sampai tamat juga.


Aku suka banget sama kata-kata ini.

Petjah : satu dari seribu, aku mau kamu

Nadhira dan dimas teman sekelas di akselerasi, yang dinamakan kelas “CIBI” Cerdas, Istimewa, Berbakat istimewa. Kami kenal sejak SMP, kami bersekolah di SMP yang berbeda dan selalu menjadi saingan di perlombaan. Dimas Baron sangat terkenal di sekolahku  karena selalu berhasil mengalahkan tim-tim lomba sekolahku.

Nadhira begitu menyukai dimas, sementara dimas membenci nadhira, ketika dimas mulai mendekati nadhira tiba-tiba muncul seorang cowok yang bernama biru, yang membuat nadhira kagum akan puisi-puisi yang ditulis olehnya. 
Biru penuh misteri, selama ini dia memakai topeng, menyembunyikan karakter aslinya sejak kakaknya nila pergi meninggalkan dirinya.

Sore hari tadi menunggu hujan bersama biru sepertinya memang menjadi pintu gerbangku mengenal siapa biru yang sebenarnya. Karena malm ini takdir membawaku melihat biru dalam perspektif yang berbeda.
Nadhira memang jagonya pelajaran bahasa, berbagai lomba membuat puisi, mengarang, membuat cerpen, menulis makalah, esai, dan lain-lain selalu di ikuti dan banyak menghasilkan prestasi. Jarang sekali aku merasa kecil ketika membaca hasil karya orang lain, namun tidak begitu dengan tulisan biru. Semua tulisan biru menelanjangi diriku. Banyak karyanya menguras kebahagiaanku atau menelan tawaku.
namun selama ini dimas membanci nadhira, tiba-tiba dimas mulai menegur nadhira, bahkan disaat nadhira mulai mengenal biru. 

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
    1.  ketika saya sudah tidak lagi berharap ada penebusan, kamu justru membuat saya mempertanyakan apa makna pengakuan hal 261
     2. Lebih baik pernah mencintai lalu kehilangan, daripada tidak pernah mencintai sama sekali hal 283
    3. Cita-cita itu sesuatu hal yang abstrak. Dia itu adalah bentuk paling nggak jelas dari sebuah kata benda yang manusia buat hal 295
    
  baca novel ini bikin baper abis, ceritanya bagus, kalau penasaran langsung aja baca bukunya biar tahu ahir ceritanya.


                 Puisi dari Nadhira untuk Biru



Aku dan kamu

Aku berjalan dengan setia pada perputaranmu

Berevolusi seiring dengan gerak rotasimu

Berlayar bersama tiupan anginmu
Padamu semua ilusiku menyatu
Kamu merangkulku dengan aksara
Merengkuhku dengan suara, mengunciku pada satu masa
Padaku semua akal sehatmu bicara
Aku dan kamu laksana embun
Jatuh dari atas menyapu hijau daun-daun
Berpasrah pada satu siklus angkasa
Yang menjadikan kita tiada
Aku dan kamu laksana malam
Merenggut kicau burung-burung mesra
Berpasrah pada keharusan yang ada
Sehingga harus membunuh mimpi malu merana
Aku dan kamu adalah alam yang berputar
Agar ketetapan tidak berubah, meski kita lelah
Aku dan kamu tidak punya kesempatan
Untuk sekejap saja meminta, bentuk yang kita damba
Realita menghunus kita
Meniadakan bentuk-bentuk selanjutnya
Aku dan kamu
Bukan kita
                                                                                                           nadhira
 

Tidak ada komentar: